Selasa, 04 Maret 2014

KERAJAAN KEDIRI


KERAJAAN KEDIRI

Raja terbesarnya adalah Jayabaya. Jayabaya (1135-1157) adalah seorang ahli nujum/peramal .Jayabaya menulis ramalannya dalam sebuah buku yang berjudul “Jangka Jayabaya”. Ramalannya berisi “Bangsa Indonesia akan kedatangan bangsa kulit kuning (Jepang) yang hanya sebentar yang akan memberikan kejayaan kepada Indonesia”.Kediri lebih unggul daripada Jenggala dan menjadi Negara besar.Jayabaya mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga.Lencana kerajaan memakai lambing Garuda Mukha ,lambing Airlangga.
Kediri semakin luas karena telah menguasai kerajaan Jenggala.Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya. Kertajaya banyak tidak di sukai para brahmana karena di anggap membatasi ruang gerak brahmana,kemudian brahmana meminta perlindungan kepada pemimpin kab.Tumapel yaitu Ken Arok.Pada hari yang sama pasukan Ken Arok dan pasukan Kertajaya melakukan perang di dekat desa Genter dan pasukan Ken Arok menang.
Kebudayaan sastra berkembang pesat ,diantaranya :
*Mpu Sedah dan Panuluh membuat kitab Baratayuda,Baratayuda adalah nama perang di India yaitu perang antara Pandawa dan Kurawa , pada masa Jayabaya.
*Kitab Arjuna Wiwaha oleh Mpu Kanwa pada zaman Airlangga.
*Di masa Kameswara,di tulis kitab Smararadhahana oleh Mpu Darmaja,Lubdaka dan Wertasancaya oleh Tan Akung ,Kitab ini berisi Moral ,bahwa tinggi rendahnya martabat manusia di lihat dari kelakuannya.

KERAJAAN SINGASARI


KERAJAAN SINGASARI

 Ken arok adalah seorang perampok,pada suatu hari ia merampok seorang pendeta yang bernama pendeta Rohgawe,namun ia kalah.Sang pendeta menyarankan agar ia bertaubat ,ia setuju lalu di bawa oleh sang pendeta tersebut ke kadipaten Tumapel yang saat itu di pimpin oleh Akuwu Tunggul Ametung.Selanjutnya Ken arok mengabdi pada Tunggul Ametung dan Ken dedes, Ken arok menjadi pengawal pribadi Ken dedes, lama kelamaan Ken Arok jatuh cinta pada Ken dedes padahal ia sudah memiliki istri yang bernama Ken Umang.
Sebelumnya Tunggul Ametung dan Ken dedes memiliki anak bernama Anusapati , Ken Arok dan Ken dedes memiliki anak bernama Mahesa Wonga Teleng (-memilik anak Mahasa Cempaka,-memiliki anak Lembu Tal,-memiliki anak anak Raden Wijaya) dan Ken Arok dengan Ken Umang memiliki anak bernama Tohjaya.
Selanjutnya, Ken Arok meminta pada Mpu Gandring untuk membuatkannya sebuah keris yang bernama keris Mandraguna dalam waktu yang singkat.Namun karena tak kunjung usai Ken arok mengambil keris tersebut dan menusukannya pada Mpu Gandring hingga Mpu Gandring tewas. Mpu Gandring adalah pembuat sekaligus korban pertama dari Keris Mandraguna,Mpu Gandring bersumpah keris itu akan membunuh Ken Arok dan seluruh keturunannya . Setelah membunuh Mpu Gandring. Ken arok menggunakan keris tersebut untuk membunuh Tunggul Ametung, Setelah itu ken arok menikahi ken dedes dan ia mendirikan kerajaan Singasari (1222-1227) dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabumi sekaligus menandai munculnya wangsa Rajasa atau Girindra. Ken arok di bunuh oleh Anusapati anak tirinya dengan keris Mandraguna lalu di makamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa Budha.
Selanjutnya Anusapati menjadi raja,namun ia tidak memajukan Singasari karena ia sibuk menyabung ayam , selanjutnya ia di bunuh oleh  Tohjaya dengan keris Mandraguna di Gedong Jiwa dan di makamkan di Candi Kidal.
Raja selanjutnya adalah Tohjaya, namun ia hanya sebentar memimpin Singasari karena di gulingkan oleh Ranggawuni. Ranggawuni adalah anak Anusapati (keturunan tunggul ametung)  , ia menggulingkan Tohjaya (keturunan Ken Arok ) dengan keris Mandraguna.
Raja selanjutnya adalah Ranggawuni , namun agar aman ia mengangkat Mahesa Cempaka sebagai mahapatih.Hanya Ranggawuni yang tidak di bunuh dengan keris Mandraguna dan merupakan raja satu-satunya.
Ranggawuni memiliki anak bernama Kertanegara. Kertanegara kemudian di lantik oleh Ranggawuni untuk menjadi raja sejak umur 6 tahun dan Kertanegara adalah raja Singasari yang terakhir dan terbesar.
Kertanegara (1268-1292) adalah raja Singasari terakhir dan terbesar, ia memiliki cita-cita menyatukan seluruh nusantara. Ia bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara, dalam pemerintahannya ia di bantu oleh tiga orang mahamentri yaitu Mahamentri I hino, Mahamentri I halu , dan Mahamentri I sirikan.
**Kebijakan dan strategi politik Kertanegara :
1.Banyak Wide/ Arya Wiraraja yang di anggap membahayakan Kertanegara di angkat menjadi Bupati di Sumenep Madura.
2.Mengangkat Ardharaja (anak Jayakatwang) dan Raden Wijaya (anak lembu Tal) di jadikan menantu.
3.Mengirim ekspedisi pamalayu yang bertujuan menghimpit kekuasaan Sriwijaya dan menahan serangan dari Mongol pimpinan Kubilaikan.
4.Membentuk Mahamentri I hino,I halu dan I sirikan untuk membantu Kertanegara.

Ket :
Jayakatwang di hasut oleh kerajaan Sriwijaya untuk menghancurkan Kertanegara.Dalam upacara Tentrayana atau upacara suci Jayakatwang menyerang Singasari.Pasukan Jayakatwang di bagi menjadi 2 yaitu melalui jalur utara dan jalur selatan .Pada saat pasukan Singasari mengejar salah satu serangan dari Kediri (Raden Wijaya) , pasukan Kediri dari sisi yang lain menghancurkan Singasari, setelah Raden Wijaya kembali Singasari sudah runtuh.
Selanjutnya Raden Wijaya meminta perlindungan kepada Banyak Wide, Banyak Wide nengajak Raden Wijaya ke Kediri (Banyak Wide meyakinkan  Jayakatwang bahwa Raden Wijaya berada di pihaknya dan tidak dendam dan usaha Banyak Wide berhasil).
Raden Wijaya mengabdi pada Jayakatwang  ,dan karena kesetiaannya.Banyak Wide mengusulkan agar Raden Wijaya di beri hadiah.
Raden Wijaya diberi hadiah Hutan Tarik oleh Jayakatwang oleh Jayakatwang untuk tempat tinggal Raden Wijaya.
Raden Wijaya lalu mendirikan perkampungan di hutan itu,pasukan Raden Wijaya menemukan buah yang rasanya pahit , buah itu bernama buah maja. Dan kampong itu di beri nama Majapahit..
Selang waktu,kerajaan Mongol datang dengan 20000 pasukan ,1000 kapal dan 2 tahun perbekalan untuk membunuh Kertanegara. Tapi ternyata Kertanegara sudah mati.

**Sebab-sebab runtuhnya Singasari :
1.    Penghianatan darinArdharaja dan Jayakatwang yang melakukan penyerbuan ke Singasari.
2.    Kertanegara terlalu menitikberatkan pemerintahannya pada kebijakan luar negeri dan kurang memperhatikan politik dalam negeri.
3.    Kertanegara terlalu baik pada lawan-lawan politiknya.

KERAJAAN SRIWIJAYA



images.jpg

Sejarah Kerajaan Sriwijaya - Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha yang berdiri di Sumatera pada abad ke-7 yang di kemukakan oleh I-tsing.Raja terbesarnya adalah Balaputra Dewa.
Kerajaan ini pernah menjadi kerajaan terbesar di Nusantara, bahkan mendapat sebutan Kerajaan Nasional I sebab pengaruh kekuasaannya mencakup hampir seluruh Nusantara dan negara-negara di sekitarnya.

Sumber-sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya
1) Berita dari Cina
Dalam perjalanannya untuk menimba ilmu agama Buddha di India, I-Tsing pendeta dari Cina, singgah di Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) selama enam bulan dan mempelajari paramasastra atau tata bahasa Sanskerta. Sriwijaya adalah negara ini telah maju dalam bidang agama Buddha. 
Berita Cina dari dinasti Tang menyebutkan bahwa  (Sriwijaya) adalah kerajaan Buddhis yang terletak di Laut Selatan. Adapun berita sumber dari dinasti Sung menyebutkan bahwa utusan Cina sering datang ke San-fo-tsi. Diyakini bahwa yang disebut San-fo-tsi itu adalah Sriwijaya.


2) Berita dari Arab

                                          Berita Arab menyebutkan adanya negara Zabag (Sriwijaya). Konon dahulu Sriwijaya adalah penghasil emas terbesar dan di sebut sebagai pulau emas.




3) Berita dari India

Prasasti Leiden Besar yang ditemukan oleh raja-raja dari dinasti Cola menyebutkan adanya pemberian tanah Anaimangalam kepada biara di Nagipatma.

Prasasti Nalanda menyebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa dari Nalanda, India, telah membebaskan lima buah desa dari pajak. Sebagai imbalannya, kelima desa itu wajib membiayai para mahasiswa dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda. 

Hal ini merupakan wujud penghargaan sebab Raja Sriwijaya saat itu, Balaputradewa, mendirikan vihara di Nalanda. Selain itu, prasasti Nalanda juga menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa sebagai raja terakhir dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa meminta kepada Raja Nalanda untuk mengakui hak-haknya atas dinasti Syailendra.

4) Berita dari dalam negeri

Sumber-sumber sejarah dalam negeri mengenai Sriwijaya adalah prasasti-prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.
a)     Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 605 Saka (683 M) ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang.

b)    Prasasti Talang Tuo berangka tahun 606 Saka (684 M) ditemukan di sebelah barat Pelembang.


     c) Prasasti Kota Kapur berangka tahun 608 Saka (686 M) ditemukan di Bangka.
Prasasti ini menjadi bukti serangan Sriwijaya terhadap Tarumanegara yang membawa keruntuhan kerajaan tersebut, terlihat dari bunyi: "Menghukum bumi Jawa yang tidak tunduk kepada Sriwijaya."

c)     Prasasti Karang Berahi berangka tahun 608 Saka (686 M). Isi prasasti ini memperjelas bahwa secara politik, Sriwijaya bukanlah negara kecil, melainkan memiliki wilayah yang luas dan kekuasaannya yang besar. Prasasti ini juga memuat penaklukan Jambi.

      e) Prasasti Telaga Batu (tidak berangka tahun). Prasasti ini menyebutkan bahwa negara Sriwijaya berbentuk kesatuan dan menegaskan kedudukan putra-putra raja: Yuwaraja (putra mahkota), Pratiyuwaraja (putra mahkota kedua), dan Rajakumara (tidak berhak menjadi raja).
       f) Prasasti Ligor berangkat tahun 697 Saka (775 M) ditemukan di Tanah Genting Kra. Prasasti ini memuat kisah penaklukan Pulau Bangka dan Tanah Genting Kra (Melayu) oleh Sriwijaya

        g) Prasasti Palas Pasemah (tidak berangka tahun) ditemukan di Lampung berisi penaklukan Sriwijaya terhadap Kerajaan Tulangbawang pada abad ke-7.

Kehidupan politik Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan besar dan masyhur. Selain mendapat julukan sebagai Kerajaan Nasional I, Sriwijaya juga mendapat julukan Kerajaan Maritim disebabkan armada lautnya yang kuat. Raja-rajanya yang terkenal adalah Dapunta Hyang (pendiri Sriwijaya) Balaputradewa, dan Sanggrama Wijayatunggawarman.

Pemerintahan Raja Balaputradewa berhasil mengantarkan Sriwijaya menjadi kerajaan yang besar dan mencapai masa kejayaan. Balaputradewa adalah putra Raja Syailendra, Samaratungga, yang karena dimusuhi saudarinya, Pramodhawardhani (istri Raja Pikatan dari wangsa Sanjaya), terpaksa melarikan diri ke Sriwijaya. Saat itu, Sriwijaya diperintah oleh Raja Dharmasetu, kakek dari ibunda Balaputradewa. 



NB :
1.Merupakan contoh kerajaan nasional modern pertama yang memenuhi persyaratan sebagai Negara yang modern.
2.Merupakan kerajaan Budha terbesar di Asia Tenggara dan Timur
.”Universitas Dharmakirti” ~ Budha Mahayana.
3.Merupakan kerajaan maritime atau kerajaan yang menguasai wilayah perairan.Sriwijaya memiliki perekonomian maju karena menguasai wilayah Selat Malaka,Selat Sunda,dan Selat Bangka.
4.Raja terbesarnya adalah Balaputra Dewa (keturunan dari Dinasti Syailendra pendiri candi Borobudur, yaitu raja Samarotungga).
5.Kerajaan Sriwijayasemakin memuncak kejayaannya setelah Balaputra Dewa bekerjasama dengan kerajaan Colamandala dan Pala dari India.
6.Terdapat prasasti Nalanda yang menyebutkan silsilah raja Balaputra Dewa bahwa raja Syailendra (Darrarindra) adalah nenek moyangnya.
7.Penyebab Sriwijaya menjadi kerajaan besar di Asia Tenggara:
v Letaknya sangat strategis di jalur perdagangan.
v Adanya kemajuan pelayaran dan perdagangan.
v Runtuhnya kerajaan Funan di Indocina memberikan kesempatan kepada Sriwijaya menjadi kerajaan meritim pengganti Funan.
v Sriwijaya memiliki kesempatan untuk melindungi pelayaran dan perdagangan di Asia Tenggara.

8.Penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya sebagai berikut :
v Banyak wilayah-wilayah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya.
v Serangan Raja Dharmawangsa dari Medangkamulan (Dinasti Isyana)  yang sempat menguasai wilayah perairan selat Sunda yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Sriwijaya.
v Adanya perkembangan dari kerajaan Siam yang berhasil merebut tahah gentingkra sehingga mengurangi pendapatan kerajaan Sriwijaya.
v Serangan raja Kertanegara dari Singasari dengan pengiriman pasukan pasukan untuk menghimpit kekuasaan Sriwijaya yang  di kenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu.
v Serangan dari raja kerajaan Cola yang bernama Rajendracolamaladewa terhadap kerajaan Sriwijaya yang pada waktu itu bernama Sri Sanggramawijaya tunggawarman dan raja tersebut berhasil di tawan.
v Serangan dari kerajaan Majapahit pada masa kepemimpinan raja Hayam Wuruk dan Patih Gajahmada yang berhasil menguasai wilayah kerajaan Sriwijaya pada tahun 1377 masehi atau akhir abad 13.
v   

KERAJAAN TARUMANEGARA


KERAJAAN TARUMANEGARA

Letak kerajaan Tarumanegara adalah di Jawa Barat tepatnya di Bogor.Sumber beritanya di bagi menjadi 2 yaitu beritadari Cina dan Prasasti-Prasasti.Raja terbesarnya adalah Purnawarman,prasati yang paling terkenal adalah Prasati Tugu di Cilincing,Tj.Priok, Jakarta.
Isi prasati  Tugu tentang pembangunan atau pengairan saluran Gomati dan Candrabraga yang fungsi nya adalah :
1.Sarana pencegah banjir.
2.Pengairan/irigasi.
3.Transportasi.
Yang di buat di sekitar lokasi kerajaan adalah saluran Gomati dan di gunakan untuk memperlancar transportasi antara kerajaan ke daerah-daerah pedalaman.
Peninggalannya
tujuh prasasti berhuruf Pallawa berbahasa Sansekerta. Tidak
berangka tahun, dilihat dari langgam hurufnya atau bentuk
hurufnya prasasti tersebut ditulis ± abad V M yang sumbernya dari Cina.
Berita dari musafir Cina yaitu Fa-Hein. Berita Cina
menyebutkan adanya kerajaan bernama To-lo-mo (Tarumanegara) pernah mengirimkan utusan ke Cina pada masa dinasti Tang yaitu pada tahun 528,538,665,dan 666 M.
Mata pencaharian masyarakat Tarumanegara adalah bertani dan berternak yand di ketahui dari prasasti tugu tentang pembangunan dan pengairan saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak atau setara 12 km yang selesai pada 21 hari.Setelah selesai pembangunan raja Purnawarman mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah 1.000 ekor lembu kepada para brahmana,prasati tugu juga menyebutkan di buatnya saluran Candrabaga.


Tarumanegara meninggalkan 7 (tujuh) prasasti:
Prasasti Ciaruteun
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/b/b3/Prasasticiaruteun.jpg/220px-Prasasticiaruteun.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf11/skins/common/images/magnify-clip.png
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta .yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.
Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
1.    Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
2.    Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat
Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman.
Prasasti Kebonkopi
Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu
.
Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.
Prasasti Pasir awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.
Prasasti Cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.
Prasasti Tugu
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5c/Prasasti_tugu.jpg/220px-Prasasti_tugu.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf11/skins/common/images/magnify-clip.png
Prasasti Tugu di Museum Nasional
Prasasti Tugu ditemukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut
Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:
1.    Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
2.    Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan Februari dan April.
3.    Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.